Tuesday, February 18, 2020

Antara Terus Berlayar dan Menepi

Dari tamat SMA (2014), udah gabung di tim panjat tebing Denpasar, yang dari awalnya cuma megang tim sekolah SMA, sekarang udah sampe bawa tim kota ke ajang lomba provinsi. 86% kegiatan hidupku ada di panjat, selain nemenin anak-anak Denpasar dan club buat latihan di Lapangan Buyung, aku juga nemenin anak SMA4 buat latihan, dari yang awalnya ngayah sampe digaji (walaupun gak seberapa) sama sekolah sampe sekarang tetep nemenin, kecintaan terhadap almamater sekolah, eh bukan sih, lebih tepatnya kecintaan terhadap organisasinya, Bhuana Yasa, kehidupan luar biasaku yang penuh cerita berawal dari masa-masa SMA, ditambah bergabung ke extra organisasi ekstrimis ini. Bhuana Yasa atau biasa di singkat BY, atau bisa juga BHUAYA, merupakan salah satu dari 3 extra besar yang disegani di sekolah itu, terkenal dengan kerasnya, dan entah kenapa aku bisa terjerumus ke neraka jahanam itu. mungkin next time bakal nulis serba serbi perjuanganku jadi anggota tetap BY.

Seperti yang aku bilang sebelumnya, kehidupan luar biasaku dimulai saat SMA, dan berlaku setelahnya. Tibalah waktu itu aku bergabung di tim panjat tebing Denpasar, yang isinya orang-orang luar biasa. Dari yang paling baik hingga yang paling bangsadh ada disini. Keanekaragaman spesies manusia disini, selain perilaku, latar belakang kisah masa lalu dan pekerjaan mereka membuat pandangan dan pengetahuanku terbuka (walaupun belum kebuka lebar banget, setidaknya terbuka aja udah sukur).

Canda dan tawa sebagian besar aku ekspresiin bersama mereka waktu itu, dan, tibalah zaman regenerasi. Orang-orang yang biasa diajak having fun dilapangan satu persatu mulai ngilang, memang alasan pekerjaan adalah alasan yang gabisa dibantah lagi. Mereka yang telah lama berlayar, dan sekarang telah menurunkan layarnya dan menepi, dan bahkan ada yang berlayar tapi mengarungi laut yang berbeda. sering terpintas di pikiranku untuk menjadi mereka, yang menurunkan layar dan menepi begitu saja, sebenernya bisa aja, tapi udah terlanjur terikat, dalam artian mungkin sudah terlalu enjoy? jadinya susah buat ngelepasin. Apa ini sebenarnya yang aku inginkan? lubuk hati terdalam mungkin berkata iya. aku cuma ingin menjaga apa yang diperjuangkan seseorang, tapi lama-lama menjadi terikat dan enjoy. lelah itu pasti, walaupun tak sepadan dengan lelahnya, aku cuma bisa berusaha dan kerja keras. Tak kan ada lagi yang seperti dia, tapi aku percaya kalo kita bersama, "kita" adalah "dia". i'm just missing you all guys.

"2015"

"2017"

"2019"

1 comment: